Infotek, Smartphone NEC Medias X dengan Pendingin Air
Tidak hanya anti air, smartphone ini juga mengusung teknologi pendingin air. Teknologi memang berkembang dengan pesatnya saat ini para pabrikan gadget berlomba-lomba untuk menggaet keinginan pasar yang extra cepat dan extra canggih. Tapi sayang banyak pengguna gadget terutama smartphone mengeluhkan panas yang berlebihan saat menggunakan smartphone kebanggaannya.Ini disebabkan seiring dengan kinerja dan performa prosesor mobile meningkat, masalah yang satu ini mulai menjadi masalah serius. Bukan hanya karena mengganggu kenyamanan para pengguna, tetapi juga dapat mempengaruhi stabilitas perangkat tersebut karena bisa membuatnya mudah terbakar bahkan meledak.
Sekarang ada solusi ampuh untuk mengatasi masalah ini. Pertengahan Mei, NEC, prosusen dari Jepang, memperkenalkan model smartphone pertama mereka yang sudah dilengkapi dengan cairan pendingin berbasis heat shock. Nama ponsel pintar tersebut adalah Medias X.
Cara kerja teknologi heat shock di Medias X mirip dengan sistem pendingin mesin pada radiator kendaraan bermotor atau air-cooled pada PC, yang menggunakan cairan disalurkan ke sumber panas (prosesor), dan kemudian dibawa ke "heatsink" untuk membuang panas.
NEC mengklaim metode ini dapat secara efektif mengurangi panas yang dihasilkan oleh prosesor smartphone berkinerja tinggi. Selain itu, vendor besar lain seperti Apple, Samsung, dan HTC tertarik untuk menggunakan teknologi yang sama pada produk terbaru mereka nanti.
Sumber terpercaya mengatakan bahwa produsen akan mulai mengeluarkan smartphone dengan pendingin berbasis cairan, sesegera mungkin pada kuartal keempat tahun ini.
Beda dengan PC, untuk implementasi di smartphone, ukuran sistem pendingin harus diciutkan sekecil mungkin. Cairan berbasis pipa (heatpipe) pada NEC Medias X, misalnya, hanya 0,6 mm, jauh lebih kecil dari pipa yang sama pada laptop ultrabook tipis dengan diameter 1-1,2 mm.
Saat ini ada beberapa produsen komponen yang mampu memproduksi 0,6 mm diameter heatpipe, termasuk Furukawa Electric, Aura, TaiSol Electronics, dan Chaun-Choung Teknologi. Namun, metode manufaktur mereka masih harus ditingkatkan karena hanya mampu memenuhi 30 persen dari tingkat produksi Smartphone di dunia. Gimana, apakah Indonesia tertarik untuk ikut memproduksi teknologi tersebut.